Jumat, 13 Desember 2013

Indonesia atau Malaysia


 Cerita dari perbatasan Negeri kita kawan, para WNI yang tinggal diperbatasan Indonesia – Malaysia.
Sehari-hari mereka para WNI perbatasan bekerja dengan berkebun, menjadi nelayan, atau buruh upah di perkebunan milik pengusaha Malaysia,Jarak pemukiman di antara dua negara sangat dekat, hanya dipisahkan dengan beberapa kebun karet dan lada. Perbedaan kesejahteraan dan fasilitas di antara desa, sedikit banyak menanggung rasa nasionalisme masyarakat. biaya  kesehatan itu memang mahal. mau tidak mau suka tidak suka  jika ingin sehat harus mendapat prioritas dan perhatian 

Sejumlah warga perbatasan Indonesia dengan Malaysia di Kecamatan Jagoibabang Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat sudah terbiasa berobat ke negara tetangga  Warga perbatasan di Jagoibabang ini memang milih berobat ke Malaysia karena berkualitas.dan relatif dekat  sekitar satu jam lebih  Namun warga perbatasan selalu setia dengan NKRI ,selain berobat ke Malaysia warga perbatasan juga menjual hasil bumi mereka ke  Pasar Serikin, Malaysia. dengan mengendarai motor atau mobil

Bahasa Indonesia masih dengan baik, namun sampai saat ini belum dapat menikmati sajian informasi berita dan hiburan Indonesia. kecuali siaran dan sajian informasi dari Radio dan TV  Malaysia. Konsekuensinya, mereka lebih mengetahui berita dan informasi negeri jiran itu dibanding perkembangan ekonomi-politik dari Indonesia.
Transaksi jual beli  dengan Rupiah dan Ringgit Malaysia. Kecamatan Jagoibabang merupakan salah satu pintu pelintas batas negara RI - Malysian di Kalimantan Barat  hampir semua kebutuhan pokok dipasok dari Malaysia. dengan truk-truk berukuran besar sementara  sejumlah warga perbatasan hanya membawa hasil bumi berupa sayuran dengan menggunakan sebuah sepeda motor. ke pasar Serikin, Malaysia itu warga kembali membawa kebutuhan pokok dari Malaysia, seperti, gas elpiji, telur, ayam, minuman kaleng, gula pasir, beras, dan lain sebagainya.

Saat ini sedikit banyak Warga lebih memilih mengibarkan bendera Malaysia
Akibat kurang mendapatkan perhatian dari Pemerintah Pusat, khususnya dalam bidang pembangunan, sejumlah WNI di daerah perbatasan mengancam akan pindah kewarganegaraan ataupun mengibarkan bendera Malaysia. Sudah sekian lama tuntutan perbaikan Infrastruktur jalan di kalimantan khususnya di daerah perbatasan disuarakan oleh 4 gubernur di kalimantan, namun anggaran dana APBN keputusannya ada di tangan pemerintah pusat. Padahal sudah banyak Kekayaan alam yang diambil dari bumi kalimantan yang dimanfaatkan untuk kepentingan Nasional, namun kekayaan alam pulau ini tidak dapat dinikmati oleh seluruh warga di Pulau ini.

Malaysia menyediakan sarana dan prasarana air bersih dan penerangan bagi Warga Negara Indonesia di Wilayah Indonesia Bahkan Seandainya mendapatkan ijin Malaysia Bersedia membuatkan jalan yang layak untuk saudara mereka yang tinggal di Indonesia. Hubungan yang baik terjalin antara WNI dan Warga Malaysia di Perbatasan, merasa satu keluarga meskipun dipisahkan oleh batas negara. Namun nampak terlihat perbedaan pembangunan di Perbatasan kedua negara ini, Indonesia jauh tertinggal dari Malaysia. Bukan menghina, tapi ini Fakta!. 

Ancaman dari WNI yang hidup di daerah perbatasan untuk berpindah kewarganegaraan ataupun mengibarkan bendera Malaysia semakin bertambah. Di Kaltim, Kepala Desa Mungguk Gelombang, Yusak menyatakan, masyarakat perbatasan Indonesia-Malaysia di desa Mungguk Gelombang, Ketungau Tengah, Maniau, Sintang,
Jagoibabang, dan daerah-daerah lain di perbatasan termasuk juga di beberpa daerah perbatasan di Kalimantan Barat akan mengibarkan Bendera Negara Malaysia, karena sudah sekian lama mereka tidak mendapatkan perhatian dan infrastruktur wilayah yang sangat jelek. Disamping itu, pemerintah Malaysia sudah bertahun-tahun membantu menyediakan sarana dan prasarana air bersih bagi mereka. Akibatnya, warga lebih berempati pada negeri tetangga dari pada negeri sendiri. Bahkan ketika perayaan hari kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus di seluruh wilayah perbatasan tidak semeriah peringatan hari kemerdekaan Malaysia.


Lantas bagaimanakah kelanjutan Nasib WNI kita jika pemerintahannya masih saja tidak memiliki kepedulian??

Tidak ada komentar :

Posting Komentar